Suatu
sore di rumahku, saat itu masuk waktu Ashar. Setelah dengar adzan aku bergegas
datang ke Mushollah, mumpung aku ada di rumah. Tiba-tiba tanpa terduga teman
lamaku yang juga masih saudara jauhku datang untuk sholat juga. Bertemulah kita,
saling sapa dan sholat berjamaah.
Setelah
setelah sholat berjamaah dan dzikir, kami mulai bercengkrama. Dengan muka
sedikit muram dan senyum yang getir dia mulai membuka percakapan. “Nyesel itu
belakangan ye”. Aku tersenyum simpul sambil berkata: “ye itu pasti, nyesel mah
belakangan bray”. Masih dengan muka muram dia berkata lagi, “Lo tau kan keadaan
gw sekarang?, gw jauh dari agama”. Aku pun menjawab “kenape lo?”. Lalu dia
mulai bercerita tentang masalah telah menghimpitnya. “Gw sekarang tinggal di
daerah Jakarta Selatan, sama anak dan istri gw”. “Terus, lo kerja dimane?”
tanyaku dengan hati-hati. Dan dia menjawab “gw jadi tukang sapu bray”, dan aku
menjawab “hemmm...ye ga ape-ape lah, itu juga bagus ko, halal kan?”. “iye si
ko”, dia menjawab dengan tatapan kosong.
Dia
masih saudara jauhku, waktu SD dia sekelas denganku. Bahkan beberapa tahun aku
duduk bersamanya. Ketika lulus SD aku lama tidak bertemu dengannya lagi, itu
dikarenakan memang kami beda sekolah, hanya sekali-sekali saja aku bertatap
muka dengannya. Setelah beberapa tahun berlalu dia menjadi siswa yang katanya
nakal. Sebenarnya berat aku mengatakannya, namun yah akan aku katakan, dia
menghamili adik kelasnya sendiri. Sampai akhirnya dia dan wanita itu menikah
dan keluar dari sekolahnya. Hingga sekarang aku belum pernah melihat anak dan
istrinya. Setelah menikah dia pergi dan meninggalkan tempat tinggal dan orang
tuanya untuk mencari rumah kontrakan. Hingga akhirnya kami bertemu di suatu
sore di Musholla dan mulai bercengkrama.
Lama
tak terdengar kabar darinya, tiba-tiba ibuku memberi berita yang sangat
mengejutkan. Dia temanku sedang ada di hotel prodeo karena kasus narkoba.
Memang daerahku masih banyak pengguna, bahkan tetangga depan rumahku adalah
bandar yang sekarang juga ada di penjara. Sedih dan iba yang aku rasakan saat
mendengar teman sekaligus saudara jauhku ini. Aku hanya bisa mendoakan semoga
dia diberi hidayah dan ditunjukkan jalan yang benar oleh Allah. Amin ya Robbal
Alamin.
No comments:
Post a Comment